Jumat Berkah untuk Mencari Berkah

Oleh M. Rasyid Nur

SESUNGGUHNYA
semua hari adalah baik dan memiliki keberkahannya. Allah memberikan
hari (waktu) untuk kesempatan menunaikan kewajiban atas peruntah-Nya
adalah semata kesempatan hamba-Nya mensyukuri nikmat yang diberikan.
Hari-hari berkah artinya setiap hari dari Jumat ke Sabtu pasti ada
berkah di dalamnya. 
Jumat
berkah adalah salah satu dari hari berkah yang Allah anugerahkan. Benar
kalau hari Jumat dalam Islam diyakini memiliki khas tersendiri karena
Nabi menjelaskan begitu. Jika dikatakan hari Jumat ‘lebih’, itu tidak
berlebihan kaena begitulah agama menerangkan. Selain sebagai hari mulia
hari Jumat memiliki spesifikasi tersendiri. Sebutlah misalnya bahwa dari
tujuh hari yang ada, hari Jumat umat Islam diingatkan agar berkumpul di
masjid untuk melaksanakan solat. Itulah solat Jumat yang tetap
dilaksanakan sesuai kesempatan.
Dalam
salah satu hadits yang diriwayatkan Ibu Majah dikatakan bahwa
sesungguhnya hari Jumat itu merupakan hari rayanya umat Islam. Kata
nabi, barangsiapa yang ingin mendatangi masjid untuk solat Jumat maka
disunnahkan untuk mandi, pakai wewangian dan menggosok gigi (bersiwak)
sebagai bukti bahwa hari Jumat memang diistimewakan. Artinya hari Jumat
itu adalah hari yang mempunyai catatan tersendiri dalam Islam.
Pada
pernyataan Nabi yang lain juga dikatakan kalau hari Jumat adalah
pemimpin dari semua hari. Karena itu dikatakan hari Jumat itu sebagai
hari mulia, hari rayanya umat setiap pekannya, hari berkumpul dan
mempersatukan umat sekaligus bersilaturrahim di antara umat.
Bagi
kita, sesungguhnya bukanlah membicarakan perbedaan kemuliaan di antara
hari yang ada. Bahwa kita senantiasa berusaha untuka mendapatkan berkah
dengan memperbanyak ibadah pada hari berkah itulah yang utama. Lalu apa
dan bagaimana kita memuliakan hari mulia untuk dapat membuat diri kita
juga mulia di mata Allah, itulah yang harus kita pikirkan dan lakukan. 
Kita
bisa bersedekah dan meningkatkannya berbanding hari-hari lain,
misalnya. Kita juga bisa memperbanyak ibadah sunah lainnya seperti
solat-solat sunah, misalnya. Itu artinya, pada hari ini kita lebih
memberi waktu untuk berada di masjid atau rumah ibadah agar nuansa
ibadah untuk mendapatkan berkah lebih terasa mudah. Jika hari-hari lain
sudah begitu banyak kesempatan untuk kegiatan yang lebih umum, mungkin
hari Jumat menguranginya untuk menambahkan ke kegiatan khusus yang lebih
bernuansa pendekatan diri kepada-Nya.
Jika
demikian maka masjid adalah tempat yang paling baik tanpa mengurangi
nilai-nilai mulia kita beribadah di tempat lain. Artinya, jika
kesempatan berada di rumah Allah lebih terbuka maka marilah dimanfaatkan
kesempatan ini. Namun, tidak ada tempat yang tidak mulia selama
hamba-Nya melakukan perbuatan mulia (di mata Allah) di mana saja.***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *