Cerpen LEMBUTNYA KEDUA TANGANMU

Karya: Ponilawati

 
 “Mas…mas… aku masa disik yoo…(pen. pa…pak.. aku masak dulu, ya).” ucapan
yang pernah diucapkan seorang isteri untuk menjaga buah hatinya yang masih
dalam gendongannya, saat itu sang suami lagi memperbaiki sepeda yang rusa.
              Sukandam seorang suami yang
sehari-harinya bekerja sebagai karyawan di perusahaan pembuatan  kapal. Bosnya seorang warga China yang cukup
kaya dan berhati  baik dan suka membantu
karyawannya.  Bosnya suka menolong siapa
saja yang membutuhkan pertolongan saat dalam bekerja maupun masalah keuangan .
Pak Sukandam hidup bahagia dengan istrinya, Marwiyah.
            Sebagai seorang buruh kasar pak Sukandam selalu menjaga hubungan baik dengan semua karyawan yang seprofesi dengannya.
Pak Sukandam juga menerima upah yang sama dengan karyawan lainnya. Namun
demikian penghasilannya belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Tapi pak Sukandam selalu mensyukuri rezki yang ia terima.
   Kedua suami-istri itu sangat
menyanyangi  anaknya. Begitu juga dengan
anaknya yang menyayangi kedua orang tuanya. Pak Sukandam seorang yang sabar dalam semua hal dan orang yang taat
beribadah pada    Allah SWT.  Semua ini dapat dilihat dari perilakunya yang
suka pergi ke masjid setiap waktu sholat kecuali beralangan . 
             Pada suatu hari isteri pak Sukandam meminta suaminya untuk membeli barang masakan sehari-hari . Hal ini di karenakan  saat itu Marwiyah sedang sakit. Sementara pak
Sukandam saat itu sedang berada ditempat kerjanya sehingga pak Sukandar tak
bisa memenuhi permintaan istrinya utuk membeli barang  kebutuhan sehari-hari .
               Hari semakin siang namun belum
juga bisa mengerjakan pekerjaan rumahnya dan memasak untuk makanan suaminya
di saat pulang kerja. Sementara anaknya  ketika itu dalam kondisi sakit. Marwiyah pergi
ke warung dengan menggendong anaknya yang masih sakit. Setelah pulang dari
berbelanja kebutuhan sehari-hari buk Marwiyah tetap berusaha untuk memasak.
Betapa tanggung jawabnya bu Marwiyah karena terus  berusaha memasak untuk suaminya dan anaknya
yang masih sekolah di kelas  enam SD. Saat
buk Marwiyah memasak anaknya tetap masih dalam gendongannya. Selesai memasak Bu
Marwiyah pun merasa lelah  dan terus
istirahat.  Marwiyah duduk sambil
memandangi anaknya yang dalam kondisi sakit dengan mengelus kepala tanda kasih
sayang yang mendalam. Sesibuk apapun Marwiyah dengan kegiatan sebagai ibu rumah
tangga  tetap dia menjaga anaknnya lebih
dari dirinya sendiri .
                Beberapa hari kemudian anak pak Sukandam dan
buk Marwiyah sehat dari sakitnya. Sebagai orang tua sudah tidak dapat
dipungkiri lagi betapa gembira hati seorang ibu.  Digendong, ditimang, dan tidak henti-hentinya
pipi merah putrinya ditatap dan dicium berulang-ulang kali .” Yanti.. anak
ibuk sayang jangan sakit lagi ya sayang, Yanti buah hati ibuk anak pintar kelak
menjadi anak yang sholeha dan sukses .” Itulah ucapan bu Marwiyah pada putrinya.
                Tahun berganti tahun lamanya, Yanti yang selalu
disayang ibunya sudah beranjak dewasa hingga masuk  SMA.  Untuk membantu 
penghasilan suaminya  bu Marwiyah
menjadi seorang pedagang di daerah tempat tinggalnya. Buk Marwiyah tetap masih
memperlakukan anaknya dengan baik dengan sentuhan tanganya yang lembut. Ketika
Yanti sakit, Bu Marwiyah selalu menepuk-menepuk bahunya dan mengelus kepalanya
hingga Yanti tertidur di pelukannya.  Bu
Marwiyah memperlakukan semua anak-anaknya dengan penuh kasih sayang .
       Saat anak Pertama Bu Marwiyah yang
bernama Sri Maryati  sekolah  Pendidikan Guru  di Bengkalis, Ia selalu datang
mengunjunginya. Biarpun hidup dengan sederhana, namun bu Marwiyah tetap memenuhi
segala yang diperlukan anaknya. Kadang sampai kebutuhan dirinya tidak ia
hiraukan. Sri Maryati yang sudah dewasa aja tetap diperlakukan seperti anak
yang masih kecil
                    Kini tangan itu sudah lemah, kini
tangan itu sudah tak kuat lagi namun lembutnya sentuhan  tangan bu 
Marwiyah tetap mereka rasakan tidak akan putus sampai kapan pun, ibu
seorang yang lembut.  Pengorbanan mu
tetap akan dikenang anak-anaknya.
     Kewajiban seorang anak yang harus selalu
berbakti kepada kedua orang tua telah mereka tunjukkan. Ada peringatan buat
kita, jangan sekali-kali kita menyakiti hati seorang ibu. dan  bagi seorang ibu teruslah menjadi seorang ibu
yang selalu penuh kasih sayang pada semua anak-anaknya. Bu Marwiyah telah melakukannya dan akan terus melakukannya.***
                                                     
Selesai

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *