Bersama Ustaz Das’ad, Solat Subuh pun Jadi Padat

Oleh M. Rasyid Nur

SUBUH
Ahad (27/10/19) lalu ada yang berbeda di Masjid Baitul Karim,
Tanjungbalai Karimun. Subuh pagi itu sontak padat jamaah subuhnya.
Jamaah sampai tidak muat di ruang dalam. Harus meluber ke luar, di teras
masjid kiri dan kanan. Bagian teras belakang pun terisi jamaah. Memang,
belum sepadat ketika yang hadir itu UAS sebagaimana beberapa bulan
lalu. Yang pasti, jamaah subuh ini ramai padat.
Ternyata
itu tidak terlepas dari kehadiran Ustaz Das’ad Latif yang didampingi
Bupati Karimun dan rombongan di Masjid Raya Baitul Karim pagi ini. Malam
tadi (Sabtu Malam itu) Ustaz Das’ad memang memberikan ceramah di Ibu
Kota Kabupaten ini. Dia tengah berada di sini karena diundang dan
memberikan cermah dalam acara Tabligh Akbar Pemerintah Karimun
bersempena HUT Kabupaten Karimun ke-20 tahun 2019. Puncak peringatannya
HUT sendiri sudah dilaksanakan pada 12 Oktober lalu.
Berkaitan
HUT Kabupaten itu, Ustaz Das’ad sendiri sudah diundang sejak jauh hari.
Hanya saja, kaena jadwal Ustaz yang sangat padat, jemputan yang sudah
lama disampaikan itu baru Sabtu malam itulah dia dapat memenuhi dan
Kabupaten Karimun mendapatkan giliran mendengar ceramahnya secara
langsung. Ustaz Das’ad, malam itu sudah memberikan tausiah panjang-lebar
di hadapan umat yang selama ini hanya kenal dia di Media Sosial.
Untuk
mengisi waktu pagi sebelum meninggalkan Kabupaten Berazam, Ustaz
dijadwalkan mengisi ceramah subuh di Masjid Raya Baitul Karim,
Tanjungbalai Karimun. Dan pengumuman untuk ceramah subuh itu sudah
disampaikan juga sebelumnya, termasuk melalui Media Sosial dan spanduk.
Itulah sebabnya jamaah subuh pagi ini membludak mendadak. Tidak seperti
pagi-pagi hari biasa yang jamaahnya tidak pernah penuh seperti subuh
itu.
Tidak
ada yang salah dengan fakta ini. Penuhnya masjid, khususnya subuh itu
tersebab adanya ustaz kodang itu. Itu bagus-bagus saja. Kita masyarakat,
khususnya yang mengurus masjid memang perlu ada cara agar jamaah mau
datang beramai-ramai ke masjid setiap waktu. Harus ada yang membuat
jamaah tertarik untuk datang ke masjid. Tidak harus menunggu ustaz
kodang yang datang. Jika kebetulan datang, alhamdulillah.
Pagi
itu Ustaz Das’ad berkesempatan menyampaikan tausiah. Meskipun singkat
mengingat waktu memang tidak bisa lama, ustaz yang berukuran badan tidak
terlalu besar itu menyampaikan beberapa pesan tausiah untuk
mengingatkan jamaah. “Apakah kita beribadah untuk mendapatkan syurga?”
Dia bertanya di awal tausiah. Maksudnya, dia ingin mengingatkan bahwa
ibadah yang dilakukan selama ini belum tentu akan dibalas syurga jika
tidak karena kasih-sayang Allah.
Lalu
Ustaz Das’ad berkisah tentang satu riwayat yang menceritakan seorang
hamba Allah, ahli ibadah yang hidupnya hanya diisi untuk ibadah. Selama
350 tahun dia beribadah kepada Allah. Lalu dijelaskan Allah bahwa dia
akan masuk syurga. Tapi dengan penuh percaya diri si hamba ini
mengatakan bahwa dia masuk syurga karena ibadahnya.
Ternyata
itu bukan. Dia masuk syurga bukan karena ibadahnya. Itu semata hanya
karena kasih-sayang Allah. Jika harus dihitung perimbangan antara
kewajiban beribadah sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberikan
Allah, maka sesungguhnya ibadah kita itu belumlah akan sebanding dengan
banyaknya nikmat yang diberikan Allah. Jadi, jikapun Allah memasukkan
hamba-Nya ke syurga, itu adalah karena kasih-sayang Allah. Maka, jangan
berpikir ibadah kita akan cukup untuk membeli syurga.
Itulah
salah satu yang diingatkan kembali oleh Ustaz Das’ad pagi Ahad itu.
“Jangan berpikir, kita akan mampu membeli syurga Allah dengan ibadah
yang banyak kita lakukan,” pesan Ustaz kepada jamaah. Lebih jauh, dia
mengingatkan kepada jamaah agar bertobatlah, karena mungkin banyaknya
dosa kita.
Bagaimana
strategi bertobat yang benar? Mulailah dengan memperbanyak istighfar,
lalu diikuti dengan solat sunat tobat. Perbanyak pula solat sunat ini
dan solat-solat sunat lainnya. Ustaz Das’ad juga mengingatkan agar
jangan melaksanakan solat sunat pada waktu yang dilarang, misalnya bakda
subuh dan
bakda asar. 
Setelah
diperbanyak solat sunat, jangan lupa menyesali perbuatan dosa yang kita
lakukan, mengakui kesalahan itu  dan berjanji untuk tidak mengulangnya
lagi. Terakhir, jika dosa kita disebabkan oleh kita mencuri atau
mengambil barang maka ganti atau dikembalikan barang itu. Jika tidak
diganti, maka persoalan tobat kita belum selesai dan bisa jadi dosanya
tetap akan menjadi persoalan selamanya hingga ke akhirat nanti.***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *