Sanun, Nenek Pemulung Nyumbang 10 jt Untuk Kurban

SEORANG nenek, berusia 60 tahun, berprofesi sebagai pemulung menyumbangkan tabungan hasil memulungnya sebesar Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) kepada panitia kurban di daerahnya. Ini cerita pemulung yang ikhlas membeli hewan kurban di musim haji ini untuk ikut berkurban. Sungguh inspirasi berarti bagi muslim lainnya.

Berita yang disiarkan oleh TV Indosiar dan beberapa media lainnya itu pasti menarik perhatian kita. Seorang wanita, berusia senja, dan kerjanya bukan meminta-minta atau pedagang kaya, tapi kerjanya hanya mengumpulkan barang-barang bekas untuk dijual kembali. Dapat dipastikan, penghasilan hariannya tidaklah seberapa. Dia bahkan layak menerima sedekah dari orang berada, jika melihat profesinya.
Dia tidak meminta-minta seperti kebanyakan masyarakat yang menyebut dirinya miskin. Biarpun hanya seorang pemulung, dia sanggup menyerahkan uang tabungan hasil pekerjaannya untuk melaksanakan kurban.
Dialah Nenek Sanun, yang bertempat tinggal di Mataram sana, yang setiap tahunnya ternyata dia berkurban, senantiasa. Setiap tahunnya. Tahun ini dia menyerahkan uang sebesar itu untuk membeli seekor sapi yang akan dinikmati pastinya oleh masyarakat ramai.
Kalau begitu, berkurban itu memang tidak harus menunggu kaya. Ini masalah pemahaman dan keyakinan. Jika orang memahami bahwa di dalam pelaksanaan kurban, tidak hanya sekadar mengenang sejarah Nabi Ibrahim yang ikhlas mengurbankan anak kandungnya demi perintah Allah, tapi berkurban itu juga mendidik jiwa, membersihkannya sekaligus dan akan lahirlah sikap tolong-menolong sesama itu. 
Nenek Sanun layak dijadikan inspirasi diri untuk menguatkan diri untuk ikhlas berkurban demi masyarakat pada umumnya dan demi keyakinan kita pada agama kita. Alhamdulillah, semoga Nenek Sanun mendapat berkah dan ridho Allah dalam kehidupannya.***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *